Written By Rania Naura
Published on
Frustasi dengan Dead Code? Tingkatkan Kualitas Kode Pakai 6 Cara Ini!
Ruwet lihat kode yang berantakan? Bisa jadi, ini karena masalah dead code. Kode yang tidak terpakai ini membuat tujuan program jadi tidak jelas, karena developer harus mencermati bagian-bagian yang seharusnya tidak ada. Selami lebih dalam tentang dead code, dampak, dan cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi masalah ini.
Apa itu Dead Code?
Dead code, atau yang kadang disebut “zombie code”, bisa jadi bahaya tersembunyi, yang sebenarnya tidak punya fungsi atau pengaruh apa pun saat dijalankan. Meskipun kode tersebut dieksekusi, hasilnya nggak digunakan atau diakses oleh program.
Dead code biasanya muncul karena sisa-sisa dari fitur lama yang sudah tak terpakai, tapi kodenya masih tertinggal. Dead code sering kali tak terlihat dalam system, namun nyatanya, dead code bisa bikin program jadi lebih lambat dan susah di-maintain, meskipun kelihatannya nggak langsung bikin error.
Ini beberapa jenis dead code yang perlu kamu tahu:
- Unused Variables: Variabel yang dideklarasikan tapi tidak digunakan dalam kode, sehingga tidak memiliki pengaruh pada program.
- Redundant Code: Kode yang melakukan operasi yang sudah diulang di bagian lain atau tidak memengaruhi hasil akhir program.
- Obsolete Code: Kode usang yang sudah tidak relevan karena adanya pembaruan atau perubahan fitur software.
- Unreachable Code: Bagian kode yang tidak pernah dijalankan misalnya karena ada di bawah
return
ataubreak
, jadi program tidak akan berjalan sampai ke sana.
Apa yang Akan Terjadi Jika Ada Dead Code?
Dead code bisa menjadi silent killer terhadap codebase dan aplikasi jika terus dibiarkan tanpa perbaikan. Hal ini meningkatkan kompleksitas dan biaya pemeliharaan, membuat tujuan kode sulit dipahami, menurunkan kualitas kode, serta menjadi penyebab utama technical debt.
Meningkatkan Biaya Pemeliharaan
Jika dead code sudah menumpuk, maka developer perlu banyak waktu untuk memahami, memperbaiki, atau menambahkan fitur baru, sehingga perusahaanmu harus mengeluarkan biaya pemeliharaan agar sistem tetap berfungsi dengan baik.
Penurunan Produktivitas
Dengan adanya dead code, developer akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami dan memilah bagian kode yang tidak relevan. Hal ini menghambat alur kerja mereka, mengurangi kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan cepat, dan mengganggu kolaborasi tim.
Risiko Bug dan Masalah Keamanan
Kode yang tidak terpakai bisa menjadi sumber masalah yang sulit dideteksi. Tanpa sadar, tim developer kamu mungkin membuat dead code berinteraksi dengan bagian lain dari sistem, yang memperbesar risiko bug atau celah keamanan. Ketidakpastian ini berpotensi merugikan perusahaan, baik dari segi reputasi maupun keuangan.
Meningkatkan Kompleksitas
Dead code bikin struktur kode jadi lebih rumit dan sulit dipahami, sehingga developer harus mensortir bagian yang tak terpakai. Hal ini menyebabkan proses development yang lebih lambat dan kompleks, serta adanya risiko kesalahan.
Sulit Mengembangkan Fitur Baru
Saat developer ingin menambahkan fitur baru, mereka akan berhadapan dengan komplesitas tambahan karena dead code. Ini bisa terjadi karena mereka tidak tahu bagian mana yang masih berfungsi. Hingga akhirnya, proses pengembangan fitur pun lebih rumit dan memakan waktu.
Dampak pada Moral Tim
Bekerja dengan kode yang penuh dead code bisa membuat frustrasi bagi developer. Ketidakjelasan dan kesulitan dalam navigasi kode dapat mengurangi semangat kerja dan memengaruhi kepuasan karyawan, yang berpotensi meningkatkan turnover karyawan.
Merusak Reputasi Perusahaan
Dunia terus berputar, persaingan bisnis semakin ketat. Jika berbagai masalah terus terjadi, seperti bug, celah keamanan, produktivitas menurun, kode yang lebih kompleks, fitur baru sulit dikembangkan, dan developer kamu frustasi akibat dead code, ini bisa berdampak pada reputasi perusahaan, membuat klien kamu beralih ke pesaing yang menawarkan solusi lebih stabil dan dapat diandalkan.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Sekilas, menghapus dead code mungkin tampak mudah, hanya sekedar hilangkan fungsi, variabel, tipe, modul, cabang, parameter, dan bidang yang tidak terpakai. Tapi kenyataannya, prosesnya bisa lebih sulit karena dead code tersembunyi dan tidak langsung terlihat. Ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
Gunakan Alat Analisis Statis
Manfaatkan alat seperti linters dan plugin IDE untuk mendeteksi kode yang tidak terpakai dan memberikan saran otomatis untuk penghapusannya. Integrasikan linting dalam proses Continuous Integration untuk memberi umpan balik sebelum perubahan digabungkan.
Verifikasi Kode yang Tidak Terpakai
Pastikan kode yang teridentifikasi benar-benar tidak terpakai dan tidak akan menimbulkan efek samping jika dihapus, terutama pada codebase besar atau kode warisan.
Hapus Kode yang Tidak Terpakai
Setelah yakin bahwa kode yang teridentifikasi benar-benar mati, hapus kode yang tidak terpakai, termasuk variabel, fungsi, komentar, atau blok kode yang dinonaktifkan terkait.
Pengujian Otomatis Menyeluruh
Jalankan pengujian setelah penghapusan untuk memastikan fungsi kodebase tetap berjalan baik dan tidak ada bug baru yang muncul.
Refactor Sesuai Kebutuhan
Gunakan kesempatan untuk merombak kode setelah penghapusan dead code, menyederhanakan bagian yang kompleks, dan meningkatkan kualitas kode secara keseluruhan.
Libatkan Dukungan Ahli dan Profesional
Mengatasi dead code bukanlah tugas yang sepele dan seringkali memerlukan perspektif dan pengalaman yang mendalam. Melibatkan dukungan ahli dan professional di bidang software development bisa sangat membantu. Kamu bisa mempercayakan hal ini dengan mengikuti training OnXP.
Peran OnXP dalam Mengatasi Dead Code
Teknik Refactoring Terstruktur
OnXP menawarkan pelatihan refactoring terstruktur yang membantu tim membersihkan dan mengoptimalkan kode secara sistematis, sehingga developer bisa mengidentifikasi dan menghapus dead code tanpa mengganggu fungsionalitas sistem.
Alat dan Praktik Terintegrasi
Platform ini mendorong penggunaan IDE dengan alat refactoring bawaan, yang memudahkan deteksi dan penghapusan dead code, sehingga proses pengembangan lebih efisien dan kode tetap bersih.
Pendekatan Pengembangan Agile
Training OnXP yang berfokus pada Agile memastikan tim terus-menerus mengidentifikasi dan menghapus kode yang tidak terpakai sebagai bagian dari proses pengembangan iteratif, mengurangi risiko bug dan meningkatkan produktivitas.
Meningkatkan Kualitas Kode
Kode yang bersih adalah kunci untuk menciptakan produk yang bikin pelanggan terkesan! OnXP alan membekali cara ampuh untuk menghapus dead code dan mencegahnya muncul lagi buat tim kamu. Ini bukan cuma mengurangi technical debt, tapi juga membangun kepercayaan klien.
Dead code bisa jadi masalah serius yang sangat mengganggu. Dengan memahami dead code dan dampaknya, tim pengembang dapat mengambil langkah proaktif untuk mengatasinya.