Written By Rania Naura
Published on
Legacy Code Bikin Beban? Optimalkan dengan Refactoring!
Mengatasi legacy code bisa sangat membingungkan dan menantang. Kode yang dulunya canggih, kini menjadi penghalang inovasi dan keamanan, menjadikan perusahaan terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan mahal.
Namun, dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini bisa menjadi peluang untuk menyegarkan sistem dan mendorong kemajuan perusahaan. Mari kita lihat bagaimana strategi efektif dapat mengatasi dampak legacy code dan mendorong inovasi.
Mengenal Legacy Code
Legacy code – istilah yang sangat familiar bagi tim developer, di mana sebuah kode yang sudah ada dalam suatu sistem untuk waktu yang lama dan biasanya sulit dipelihara atau diubah.
Awalnya, kode ini mungkin dibangun dengan baik, menggunakan teknologi yang canggih pada masanya. Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang dan standar pun berubah, membuat kode lama ini semakin ketinggalan zaman.
Developer terdahulu yang menulis kode lama tersebut tidak didokumentasikan dengan baik. Hingga akhirnya, developer baru harus berhadapan dengan struktur kode yang sulit dipahami dan diubah.
Ketika kode yang terlalu kompleks, serta tak terdokumentasi dengan baik hanya akan menambah tantangan, sehingga proses debug atau modifikasi pun menjadi mimpi buruk.
Efek Legacy Code bagi Perusahaan: Tantangan dan Risiko
Legacy code punya konotasi negatif, di mana kode tak bisa digunakan dan sulit di-maintain. Akibatnya, legacy code bisa menjadi penghambat inovasi. Ini beberapa dampak dari legacy code:
Penghambat Inovasi
Legacy code sering kali menghambat inovasi karena sulit dipahami dan diubah. Saat perusahaan ingin menambahkan fitur baru atau memperbaiki bug, mereka harus menghadapi kode yang ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan standar teknologi saat ini.
Ditambah lagi dengan kode yang rumit dan minim dokumentasi membuat pengembang baru terjebak dalam proses yang lambat. Selain itu, pemeliharaan kode ini memakan waktu dan biaya lebih besar, serta meningkatkan risiko keamanan karena teknologi lama tidak lagi didukung oleh vendor.
Pada akhirnya, kode yang sudah usang ini menjadi beban teknis yang menghalangi perusahaan untuk berinovasi dan bersaing secara efektif dalam dunia teknologi yang terus berkembang.
Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat membuat perusahaan tertinggal jauh dari kompetitor yang lebih gesit dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Keamanan Terancam
Legacy code sering kali menggunakan teknologi dan pustaka yang sudah tidak didukung lagi oleh vendor, sehingga menjadikanya rentan terhadap celah keamanan yang tidak dapat diperbaiki karena tidak ada pembaruan atau patch yang tersedia.
Hingga akhirnya mengancam keamanan data dan sistem perusahaan, serta meningkatkan kemungkinan terjadinya pelanggaran data yang merugikan.
Biaya Pemeliharaan yang Tinggi
Hanya karena kode lama yang sulit diubah dan di-maintain, bisa berdampak pada biaya pemeliharaan yang tinggi, karena sulit dipahami dan dimodifikasi. Biaya ini meliputi waktu tenaga kerja, alat debugging yang diperlukan, dan potensi biaya tambahan untuk mengatasi masalah yang timbul dari kode yang tidak stabil.
Memelihara dan memperbaiki legacy code sering memakan waktu dan sumber daya yang besar, karena kode lama biasanya lebih sulit untuk dipahami dan dimodifikasi.
Produktivitas Menurun
Developer yang bekerja dengan legacy code sering menghadapi banyak tantangan. Misalnya, kode tersebut mungkin tidak memiliki dokumentasi yang jelas atau memiliki struktur yang rumit.
Akibatnya, mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk memahami dan memperbaiki masalah lama, padahal waktu tersebut bisa digunakan untuk membuat fitur baru atau memperbaiki sistem. Hal ini membuat tim menjadi kurang produktif dan lambat dalam bekerja.
Mengatasi Tantangan Legacy Code
Meskipun tampak rumit dalam menangani legacy code, dengan rencana yang jelas dan tepat, kamu bisa membantu kamu menciptakan perubahan yang cepat dan optimal. Berikut beberapa cara menangani legacy code:
Penilaian dan Perencanaan
Lakukan audit mendalam terhadap kode lama untuk memahami struktur, dependensi, dan risiko yang ada, serta identifikasi area yang perlu diperbaiki.
Tetapkan tujuan yang jelas untuk pembaruan, seperti meningkatkan kinerja, memperkuat keamanan, atau menambahkan fitur baru, dan rencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut sambil meminimalkan gangguan selama proses transisi.
Refactoring
Step selanjutnya adalah dengan merombak bagian kode yang paling memengaruhi kinerja dan keamanan sistem. Fokus pada komponen yang sering bermasalah atau krusial untuk aplikasi.
Terapkan praktik integrasi berkelanjutan (continuous integration) untuk memastikan bahwa upaya refactoring tidak menimbulkan masalah baru dalam system, dengan melakukan pengujian otomatis setiap kali kode diubah, sehingga menjaga kestabilan sistem selama proses refactoring.
Tingkatkan Dokumentasi
Selama refactoring, buatlah dokumentasi yang jelas mengenai perubahan, struktur baru kode, dan panduan pemeliharaan, agar pengembang di masa depan bisa memahami dan bekerja dengan kode yang telah diperbarui.
Ikuti Training OnXP
Yang terakhir dan yang paling efektif untuk menangani legacy code – ikut training di OnXP! Tim kamu akan mendapatkan pengajaran inklusif untuk menguasai teknologi terbaru dan praktik terbaik dalam pemeliharaan serta merombak legacy code.
Dengan metode pelatihan yang tepat, OnXP memastikan aplikasi yang andal, aman, dan bisa di-maintain. Plus, XP Support juga menyediakan panduan ahli pasca-pelatihan untuk meningkatkan keamanan dan melindungi aset digital.
Mengatasi legacy code diperlukan perencanaan yang matang dan pendekatan strategis, sebab ia sering menjadi penghalang inovasi, meningkatkan risiko keamanan, dan memicu biaya pemeliharaan yang tinggi.
Beberapa strategi seperti penilaian menyeluruh, refactoring secara bertahap, dan memperbaiki dokumentasi, dan memilih training yang tepat membuat perusahaan bisa mengatasi dampak negatifnya, dan memastikan aplikasi yang andal, aman, dan siap untuk inovasi.