Written By Rania Naura
Published on
Technical Debt Merugikan Perusahaan? Ini Cara Mengatasinya!
Pernah mendengar istilah technical debt? Technical debt atau disingkat dengan tech debt, mengacu pada biaya jangka panjang dan tantangan potensial yang muncul ketika solusi jangka pendek dan cepat digunakan dalam software sodevelopment, alih-alih pendekatan yang lebih baik dan efisien.
Apa itu Technical Debt?
Ketika tim developer memilih solusi cepat untuk memenuhi tuntutan proyek jangka pendek, mereka sering kali mengorbankan efisiensi, elegansi, atau pengujian menyeluruh.
Namun, keputusan yang kurang bijak ini perlahan menjadi bom waktu, istilahnya disebut dengan technical debt, di mana mereka harus “membayar” kekurangan tersebut di kemudian hari dengan melakukan refaktor, memperbaiki bug, atau memperbaiki bagian tertentu dari sistem, dan inilah yang disebut technical debt.
Technical debt adalah ketika tim developer memilih solusi cepat dan kurang matang dalam pengembangan software, yang nantinya akan menimbulkan masalah di masa depan. Ini terlihat seperti jalan pintas yang mudah, tapi natinya, perusahaan harus “membayar harga” di kemudian harinya.
Contoh-contoh technical debt termasuk:
- Memakai Pustaka atau framework yang sudah usang
- Menulis kode yang berkualitas rendah
- Mengabaikan pengujian dan dokumentasi yang baik
Penyebab Utama Technical Debt
Technical debt bisa terjadi tanpa disadari dan menghambat proses pengembangan software. Berikut beberapa penyebab utama yang sering terjadi:
- Infrastruktur kuno: Salah satu penyebab technical debt yang paling umum adalah infrastruktur yang sudah ketinggalan zaman. Server yang usang sering kali berjalan lambat, tidak mampu mendukung teknologi terbaru, dan sering mengalami downtime.
- Teknologi usang: Apa jadinya jika suatu perusahaan menggunakan infrastruktur kuno dan teknologi usang? Hasilnya adalah kinerja yang menurun, biaya maintenance yang tinggi, kesulitan integrasi, hingga pengalaman pengguna yang buruk. Tim developer sering kali terhambat dalam mengadopsi teknologi terbaru, yang berujung pada technical debt.
- Deadline ketat: Saat ada tuntutan untuk menyelesaikan proyek dengan cepat, tim developer kerap memilih solusi sementara yang kurang optimal, sehingga menyebabkan lebih banyak pekerjaan di masa depan.
- Kode yang buruk: Masalah ini sering terjadi Ketika tim developer bekerja tanpa pedoman yang jelas atau adanya tekanan untuk aplikasi secepat mungkin. Alih-alih fokus pada kualitas dan desain yang solid, mereka sering kali memilih jalan pintas, yang akhirnya menjadi bom waktu di masa mendatang.
- Pengujian yang tidak memadai: Jika pengujian tidak dilakukan secara menyeluruh, bug yang tidak terdeteksi bisa menambah beban kerja di kemudian hari.
Apakah Technical Debt Buruk?
Sama halnya seperti utang finansial, technical debt juga memiliki konsekuensi jangka panjang jika tidak diidentifikasi dan dibiarkan terus-menerus. Beberapa masalah yang bisa ditimbulkan dari technical debt termasuk:
Meningkatkan Biaya Maintenance
Dari kode yang buruk, akhirnya bisa berakhir pada technical debt, dan berdampak pada meningkatnya biaya maintenance.
Hal ini karena kode yang tidak ideal berarti membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk diperbaiki dan dirawat, termasuk memperbaiki bug, melakukan update, dan menyesuaikan dengan kebutuhan baru.
Artinya, perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan dana yang harus dialokasikan untuk masalah yang timbul akibat technical debt, mengganggu efisiensi dan anggaran tim.
Memperlambat Inovasi
Saat technical debt terlanjur terjadi, maka tim menjadi lebih fokus untuk mengatasi masalah tersebut, hingga akhirnya mereka memiliki lebih sedikit waktu dan energi untuk berinovasi atau mengembangkan fitur baru. Masalah teknis yang terus-menerus harus diselesaikan pun menghambat kemajuan.
Cepat atau lambat, perusahaan mungkin tertinggal dibandingkan pesaing yang lebih efisien dan inovatif, karena waktu dan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk inovasi terbuang untuk mengatasi technical debt.
Risiko Kegagalan Sistem
Bagaimana kalau sistem yang seharusnya mempermudah pekerjaan malah mengalami crash? Technical debt bisa menyebabkan masalah tersebut, terutama ketika technical debt yang menumpuk.
Kegagalan sistem bisa berakibat ke banyak aspek, termasuk biaya perbaikan yang membengkak, pekerjaan yang terhambat, dan yang paling parah – reputasi perusahaan pun akan terdampak.
Bagaimana OnXP Bisa Membantu?
Technical debt bisa jadi bumerang di kemudian hari. Tapi jangan khawatir, pelatihan di OnXP siap membantu kamu mengatasinya sebelum jadi masalah besar. Yuk, simak bagaimana OnXP bisa bantu kamu:
Memperkenalkan Tools dan Teknologi Up-to-date
Selain masalah coding, technical debt juga sering muncul dari infrastruktur yang tidak memadai. Sistem lama dan server yang tidak mampu mendukung teknologi terbaru dapat membebani perusahaan dengan biaya pemeliharaan yang tinggi, downtime, dan masalah skalabilitas. Di sinilah AWS dan Kubernetes menjadi solusi tepat.
Dengan kombinasi AWS dan Kubernetes, bisnis dapat fokus pada inovasi dan pengembangan, tanpa dibebani oleh masalah infrastruktur. Ini memungkinkan tim developer bekerja dengan lebih efisien, sekaligus memastikan bahwa aplikasi yang dikembangkan selalu up-to-date dan siap menghadapi tuntutan teknologi masa depan.
Pelatihan Framework Modern
OnXP menyediakan pelatihan framework modern seperti AdonisJS untuk pengembangan aplikasi berbasis Node.js yang dirancang untuk membangun aplikasi web modern dengan cepat dan efisien.
AdonisJS dilengkapi fitur bawaan seperti Query Builder, ORM, dan sistem perutean yang memudahkan interaksi dengan database serta pembuatan API. AdonisJS juga mendukung real-time communication yang ideal untuk aplikasi interaktif seperti chat dan notifikasi langsung.
Dengan AdonisJS, developer bisa membuat aplikasi yang scalable dan berkinerja tinggi, sambil menjaga kualitas kode dan mengurangi risiko penumpukan utang teknis (technical debt).