Written By Rania Naura
Published on
Transformasi Proyek Overengineering dengan 3 Tahap Mudah!
Pernah dengar pepatah 'sedikit itu cukup'? Nah, itu juga berlaku buat bikin aplikasi. Kalau terlalu banyak fitur yang nggak penting, malah bikin aplikasi jadi lemot dan susah diurus. Kita nyebutnya overengineering.
Apa Itu Overengineering?
Overengineering terjadi ketika sebuah sistem atau solusi dibuat terlalu kompleks, dengan fitur atau komponen yang tidak diperlukan dan melebihi kebutuhan sebenarnya.
Hal ini dapat menyebabkan pemborosan sumber daya, waktu, dan kesulitan dalam pemeliharaan sistem, singkatnya – technical debt. Buat kamu yang belum tahu ap aitu technical debt dan dampaknya, bisa klik link di bawah ini.
Orang sering over-engineer produk software karena beberapa alasan:
- Ingin sempurna: Kadang, developer ingin membuat solusi yang "sempurna" dengan memasukkan semua fitur atau optimasi yang mungkin diperlukan di masa depan. Alih-alih memudahkan, cara ini justru mempersulit kamu.
- Kebutuhan yang Tidak Jelas: Jika kebutuhan belum jelas atau belum lengkap, developer mungkin menambahkan fitur ekstra atau membuat solusi lebih kompleks untuk mengantisipasi semua kemungkinan.
- Takut Perubahan di Masa Depan: Akibat khawatir perubahan di masa depan bakal sulit, developer punmembuat sistem lebih fleksibel dan adaptif dari yang sebenarnya dibutuhkan.
- Antusiasme Terhadap Teknologi Baru: Saking senangnya mencoba mencoba teknologi atau framework terbaru bisa membuat developer menggunakannya dengan cara yang lebih rumit daripada yang diperlukan.
- Tekanan untuk Berinovasi: Di lingkungan yang kompetitif, ada tekanan untuk menciptakan solusi yang mutakhir, yang bisa menyebabkan kode yang terlalu kompleks.
- Komunikasi yang Kurang Baik: Kurangnya komunikasi antara anggota tim atau antara developer dan pemangku kepentingan bisa mengarah pada kesalahpahaman dan over-engineering sebagai upaya untuk menutupi kekurangan yang dianggap ada.
Meskipun semua ini biasanya dilakukan dengan niat baik, hasilnya sering kali adalah sistem yang lebih sulit dipelihara dan dikembangkan.
Tanda-Tanda Kode Over-Engineered
Over-engineering membuat sistem menjadi lebih rumit dari yang diperlukan. Berikut beberapa tanda kode over-engineered:
Kode "Reusable" yang Jarang Digunakan
Jika kode dirancang untuk digunakan kembali tapi jarang dipakai, mungkin kode tersebut terlalu rumit. Lebih baik fokus pada kode yang mudah dipahami dan dimodifikasi.
Solusi Rumit untuk Masalah Sederhana
Menggunakan metode kompleks padahal ada solusi sederhana bisa menambah kesulitan. Kamu bisa pilih solusi yang jelas dan efisien.
Kode Terpecah di Banyak File
Membagi kode ke banyak file dan folder untuk mengikuti prinsip arsitektur tertentu bisa menyebabkan kebingungan. Usahakan kode tetap sederhana dan mudah dipahami.
Sulit Dipahami oleh Orang Lain
Jika kode kamu membuat orang lain bertanya-tanya mengapa begitu rumit, itu bisa jadi tanda over-engineering. Kode harus mudah dipahami dan digunakan.
Menjaga kode tetap sederhana membantu dalam pemeliharaan dan pengembangan yang lebih efisien.
Seburuk Apa Overengineering?
Overengineering bisa membawa efek negatif yang cukup besar, terutama dalam dua hal:
Biaya Pengembangan yang Meningkat
Overengineering membuat biaya pengembangan melonjak karena solusi yang terlalu rumit. Ketika engineer tidak memilih solusi paling sederhana untuk sebuah masalah, maka waktu dan biaya yang diperlukan jadi lebih besar, sehingga memperlambat proses iterasi.
Biaya Pemeliharaan yang Lebih Besar
Kode yang kompleks membuatnya lebih sulit diprogram, diuji, dan diubah. Semakin rumit kode, semakin cepat tingkat kesulitannya bertambah, sehingga pemeliharaannya jadi lebih sulit dan memakan waktu. Sebaliknya, kode sederhana membuat proses iterasi lebih cepat dan mudah.
Dengan kata lain, overengineering seringkali lebih merugikan produk daripada kurangnya praktik rekayasa yang baik. Meski praktik yang baik tetap penting, overengineering justru bisa menghalangi tercapainya product-market fit sejak awal.
Solusi Overengineering
Kalau tim kamu sudah terjebak overengineering, saatnya cari solusi agar biayanya tidak semakin membengkak. Ini beberapa solusi praktis dari OnXP buat kamu:
Code Refactoring
Solusi yang bisa kamu pakai buat ngatasin overengineering itu dengan code refactoring! Cara ini bakal membantu kamu buat merapikan kode yang rumit dan menghapus fitur yang tidak perlu, dan proses development pun jadi lebih lancar!
KISS principle
Prinsip KISS (Keep It Simple, Stupid) membantu kamu mencegah overengineering dengan cara bikin solusi yang sederhana dan fokus ke inti masalah.
Prinsip ini mengajarkan untuk bikin solusi yang mudah dipahami dan gampang di-maintain, jadi kamu nggak perlu bikin sistem yang berlebihan dengan fitur yang mungkin nggak akan terpakai.
Dengan mengikuti KISS, kamu nggak perlu ngerasa khawatir karena pengembangan jadi lebih cepat, dan tidak ada optimasi yang tidak diperlukan. Prinsip ini memastikan kita tetap fokus bikin solusi yang praktis dan efisien, tanpa ada yang Namanya bikin kode atau sistem yang over-complicated.
Konsultasi sama Ahlinya
Jangan biarkan overengineering bikin proyek makin ribet. Di training OnXP, kamu bakal belajar cara praktis untuk code refactoring, menerapkan prinsip KISS, dan menggunakan Laravel buat nyederhanain hal-hal rumit seperti autentikasi dan manajemen database.
Dengan refactoring rutin, kompleksitas yang tidak perlu bisa dihilangkan, dan kode jadi lebih mudah dipahami. Semua ini bisa kamu dapetin di OnXP, yang siap bantu tim kamu dengan teknik-teknik langsung dan efektif, bikin proses pengembangan jadi lebih smooth dan efisien.